BATAM – Polemik dugaan penyalahgunaan akun Maxim berlisensi khusus Bandara Internasional Hang Nadim Batam kian memanas.
Para driver transportasi online menuding adanya akun berlisensi bandara yang justru dipakai bebas di luar kawasan bandara.
Praktik ini dianggap merugikan driver reguler karena pendapatan mereka turun drastis.
Rivani, salah seorang driver Maxim, mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Bandara itu sudah lock area, artinya driver reguler tidak bisa ambil order di dalam bandara.
“Tapi sekarang malah ada akun berlisensi yang bisa dipakai di luar. Itu jelas kecurangan. Apalagi ada isu stiker resmi diakali dengan stiker magnet, sementara kami diwajibkan pasang full stiker. Kami minta pihak berwenang segera turun tangan,” ujar Rivani, Jumat (29/8).
Ketegangan semakin meningkat setelah beredar kabar sekitar 100 akun Maxim berlisensi diblokir sepihak oleh PT Rifim Internasional Gemilang, vendor resmi Maxim di bandara.
Belasan pengemudi kemudian mendatangi kantor Maxim Batam pada Rabu (27/8) untuk meminta penjelasan.
Safrizal, perwakilan driver, mempertanyakan transparansi Maxim.
“Pertanyaan kami sederhana, boleh atau tidak akun itu dipakai di luar bandara? Kalau tidak boleh, kenapa bisa beredar? Jangan sampai driver reguler jadi korban kebijakan yang tidak jelas,” tegasnya
Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Cabang Maxim Batam, Franstito, mengaku baru mengetahui adanya akun bandara yang digunakan di luar area.
“Kalau memang ada, itu jelas tidak sesuai SOP. Tapi bisa jadi vendor sudah berkomunikasi dengan Maxim pusat. Saya akan pelajari dulu kasus ini,” ujarnya.
Dalam pertemuan, Tito juga menghubungi Direktur PT Rifim Internasional Gemilang, Boby Rahman, untuk klarifikasi.
Boby Rahman membantah tuduhan dan justru menyalahkan mantan koordinatornya, Taufik.
“Akun-akun itu dulunya dibuat oleh Taufik. Saya tidak pegang sistem, itu admin yang urus. Saya juga tidak pernah menerima pembayaran apapun,” kata Boby.
Namun, Taufik balik menuding Boby. Ia yang mengundurkan diri, bukan dipecat.
“Justru saya mendapat perintah dari Bapak untuk membuat akun bandara yang dipakai di luar. Dashboard pun dibuat oleh Bapak sendiri,” ungkap Taufik melalui sambungan telepon di hadapan driver dan pihak Maxim.
Aliansi Driver Online Batam (ADOB) menilai kasus ini sebagai persoalan serius yang bisa meruntuhkan kepercayaan publik terhadap penyelenggara transportasi online.
“Pemblokiran massal akun berlisensi di luar bandara menunjukkan ada yang tidak beres. Kalau dibiarkan, ini bisa memicu kegaduhan lebih besar,” kata Ketua Umum ADOB, Djafri Rajab.
Djafri menegaskan pihaknya siap mengawal kasus hingga tuntas.
“Kami masih mengedepankan komunikasi, tapi kalau tidak ada langkah nyata, kami siap turun aksi. Negara harus hadir, jangan membisu,” ujarnya.
Selain itu, ADOB juga memberi apresiasi kepada Taufik yang berani membongkar dugaan kecurangan.
“Kejujuran seperti ini penting agar publik tahu bahwa ada masalah serius di tubuh vendor,” tegas Djafri.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Maxim pusat terkait status akun bandara. Namun desakan driver dan organisasi semakin keras.
Kasus ini dinilai hanya puncak gunung es dari persoalan lebih luas, mulai dari tarif tidak jelas, aturan titik jemput di bandara, hingga lemahnya pengawasan pemerintah.
Jika tidak ada langkah tegas, skandal akun Maxim bandara dikhawatirkan memicu gejolak besar di lapangan.